Saya
berada di dunia yang sama dengan anda. Apakah saya merasa senyaman anda?
Merasakan nyamanya kasur empuk dan selimut tebal ketika gelap menyergap,
menyeruput secangkir kopi susu dan membaca koran di pagi hari. Kita mungkin
melakukan hal yang sama. Tapi aku merasakan ada sebuah perasaan yang membuatku
tak nyaman. Aku tak nyaman dengan dunia. Aku merasa terancam olehnya. Aku
merasa asing dengan dunia yang telah menampungku lebih dari 20 tahun ini.
Aku
berusaha tidak perduli. Bukankah anda dan mereka juga tidak perduli. Aku bisa
melihatnya dari binar mata anda ketika melihat kembang api mengisi langit kota,
yang pada saat itu aku ketakutan setengah mati (Bukankah asapnya bisa
membunuhmu? Tidak serta merta, namun kemudian hari). Tapi aku tak mampu
mengabaikan pemikiran yang kian hebat berterbangan di belantara urat-urat otak.
Apa aku terlalu paranoid, mengada-ada dan berlebihan? Mungkin, tapi tidakkah
pernah terfikirkan oleh anda, ketika anda berada di dalam dunia yang memiliki
begitu banyak bahasa, bangsa, dan negara, anda hanya sendiri saja? Tidak semua
bahasa aku mengerti. Tidak, aku hanya menguasai satu dua bahasa saja. Itu pun
dengan keterbatasan. Bagaimana nanti jika ada yang berbicara dengan bahasa
asing dan aku tidak memahami tentang apa yang mereka bicarakan, sedang
keberadaanku terancam. Aku tidak mampu waspada, aku tidak mampu mempertahankan
diri.
Semakin
hari, semuanya semakin membuatku merasa tak nyaman. Saya enggan berlangganan
koran pagi, atau menonton TV, apalagi membuka internet. Bukan tentang apa yang
mereka sampaikan, namun tentang kebenaran yang sama sekali tidak mereka
singgung. Bukankah itu lebih menakutkan?
Berita-berita
itu, politik, budaya, dan ekonomi, membuat saya tak tenang. Satu persatu
seperti mencemooh saya. Bagaimana saya bisa tenang, ketika negara saya di
jadikan permainan. Seperti pion-pion catur yang sedang diadu, dan saya tidak
mengetahui manusia yang berada di belakangnya. Saya tidak tahu apa tujuannya.
Mungkin saja, suatu kali saya akan bertemu dia di mall, dan saya tidak
mengenalinya. Padahal dia telah menusuk saya dari belakang layar. Memainkan
perannya menghancurkan tanah kelahiran saya, memporak-porandakan, dan mengambil
kehidupan dari diri saya. Saya tak pernah tau, dan tak mampu mempertahankan,
bahkan untuk diri saya sendiri.
Masihkan
anda merasa kenyamanan itu milik anda. Mungkin anda memang beruntung, dan anda
akan tetap berada di dalam cangkang kenyamanan anda. Tapi saya khawatir itu
tidak akan berlangsung lama lagi. Tanpa anda inginkan, anda harus keluar, dan
yang saya takutkan anda belum siap dengan semuanya. Seperti bayi prematur.
Saya
hanya sedang mengingatkan. Tentu bukan ingin menyeret anda memasuki dunia saya
yang gila. Tapi untuk mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang
mungkin bisa saja terjadi. Karena saya dan anda tidak benar-benar aman berada
di dunia ini.
0 Apa Kata Mereka???:
Post a Comment