Itulah
yang membuat saya jarang menyimpulkan penilaian terhadap seseorang. Bagaimana
sebenarnya orang yang saya hadapi, sifatnya, perangainya, dan lain hal. Pun
kamu, yang mungkin sudah sangat lama saya kenal. Karena manusia punya
rahasia-rahasia yang tak nampak atau ditampakan.
Saya
masih ingat ketika Diah, dalam pernyataanya, “Penampilan Muji yang demikian
akan menipumu. Ketika ia menemukan jalan dan sepeda motor, kau tidak akan
menduganya sama sekali.” Ia mengatakan hal demikian setelah kami bersama-sama
melakukan perjalanan Bali-Lombok dengan sepeda motor.
Pun
saya masih ingat ketika Mas Angga menegaskan berkali-kali,”Kamu sudah pernah
naik gunung, Ji? Beneran?” Ah, Mas Angga. Bukan lagi pernah, tapi sudah
berkali-kali. Gunung di Jawa tengah sudah saya taklukan semua. Sungguh.
Dan yang terakhir, kemarin ketika saya
menghadiri pernikahan seorang teman di Boyolali. Ketika saya sampai di rumah
mempelai wanita, pertanyaanini menyambut saya,"Beneran sendiri? Kamu berani?”
Memangnya kenapa jika saya mengendarai motor dari
Jogja ke Boyolali dengan sepeda motor sendiri? Tak nampakah bahwa saya adalah
gadis yan berani-dan mungkin mandiri-? Toh hanya dekat. Dua minggu sekali saya
pulang ke Kebumen, yang jaraknya dua kali lipat ke Boyolali, sendiri. Ya,
mereka tidak tau itu saja.
Banyak hal yang tidak kita tahu tentang diri
seseorang. Dan saya terus belajar tentang ini. Inilah yang membuat saya belajar
tidak mengambil kesimpulan akhir. Pun ketika seseorang melakukan perbuatan yang
sangat tidak menyenangkan kepada saya. Jika dia perempuan, ah mungkin sedang
masa senitifnya. Atau jika lelaki, mungkin dia sedang banyak sekali masalah.
Tentu sakit hati, namun dengan pemikiran-pemikiran itu akan mengurangi rasa
sakit hati dan tentunya menghilangkan kebencian.
Saya tidak tau, apakah seseorang akan memiliki perangai
yang mutlak atau tidak. Oh, hanya Allah yang memiliki hati manusia. Dia dengan
mudah merubah hati makluk. Jika sekarang dia cinta, mungkin suatu hari dia
benci. Dan, sayangnya ini selalu membuat saya berfikir ‘suatu hari hatinya akan
berubah, dan berubah pula keniatannya.’ Hal ini berujung, saya tak pernah
mempercayai perasaan mereka.
Semua bisa berubah. Semua memiliki kemungkinan untuk
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Dan tak akan pernah ada kesimpulan akhir
kecuali Zat-Nya dan KeagunganNya.
0 Apa Kata Mereka???:
Post a Comment