Thursday 24 May 2012
Chroma
on 07:48 by Tinta Kering with
No comments
Keluh itu bukan karena peluh
Meski telah membanjir luruh
Seperti debu yang tersepuh,
Mengahantam, menjadi grumosol, regosol, dan spodosols
Layaknya aphelium, renggang tanpa pegangan
Layaknya apparent, mundur selangkah demi selangkah
Menjauh, dari barisan yang berjajar
Memang, aral itu bukan sekedar elfata
Yang menggores kaki dan mengotorinya
Bukan sekedar lapili yang menghujani
Tapi karang dan tebing
Juga badai hurricane di garis tropis
Tapi sungguh, kita bukan asteroid tanpa jalur
Bukan meteor yang terkikis saat jatuh,
Bukan pluto, tanpa induk
Bukan premeval yang melayang menjauhi matahari.
Tapi sungguh, jalan ini berujung tanpa jerih,
Bersemai manis, serangkai kamboja, semerbak pada kasturi.
Lalu, tak bisakah kita kembali sedekat layaknya perihelium
Dengan chroma yang berpijar meski berbeda
Bukan fault yang terpisah dan tercacah
Merangkai jemari dan melangkah
Pada satu ikatan ukhuwah
Kembali menjadi perca-perca Jundullah.
Zii Mujiku Hibiniu
24 Mei 2012
Ruang kuliah 214
0 Apa Kata Mereka???:
Post a Comment