Monday 22 September 2014

Nampang Wajah

Malam Jum’at. Tapi saya tidak tahu harus menambahkan embel-embel Kliwon, Wage, Pon, atau legi.  Yang saya tahu itu malam Jum’at, titik. Namun, meskipun tidak tahu tentang keklenikan penanggalan Jawa, malam itu cukup menyeramkan. Pasalnya, saya mendengarkan sebuah cerita super duper seram dari sesepuh. Sesepuh di sini bukan kakek-kakek yang semua rambutnya sudah memutih atau petapa yang baru keluar dari gua. Tapi orang yang lebih tua dan senior dari saya.
                Cerita seram ini adalah kisah nyata yang terjadi di sekitar kami. Cerita yang sanggup membuat bulu kuduk berdiri, dan perut melilit nyeri. Namun jangan berfikir bahwa cerita seram ini adalah cerita tentang pocong yang beralih profesi, atau kuntilanak yang hobi keramas, mungkin juga nanti hobi spa di salon. Bukan!! Namun sungguh, cerita ini lebih seram dari itu semua. Padahal sih cerita hantu itu juga ngga serem.
                Anda sering upload foto wajah anda di facebook? Tidak? Oke, di twitter? Tidak. Instagram? Ah, dimanapun itu, jika anda pernah melakukannya, maka berhati-hatilah.
                Why?
                Memang sudah wataknya kaum manusia itu suka pamer. Termasuk pamer wajah. Nah, salah satu media yang bisa dijadikan ajang pamer wajah, apalagi kalau bukan media sosial. Tidak hanya perempuan. Laki-laki pun banyak. Siapa sih yang ngga suka di bilang,”Kamu cantik ya.” Atau, “Gaya kamu keren.” Ngaku deh, kamu pasti suka dengan pujian-pujian itu. Namun pujian-pujian itu tidak membuat kamu lantas dengan mudahnya menguplod foto kamu di segala media sosial.
                Ah, saya juga dulu sering khilaf melakukan hal ini. Bukan foto sendirian memang. Tapi foto bareng-bareng teman. Tapi tetap saja foto itu bisa di crop dan nampaklah saya sendirian. Namun setelah mendengar cerita dari sesepuh tadi, saya harus ekstra hati-hati.
                Cerita apa sih?
                Jadi begini. Alkisah, di atas bumi Allah, seorang anak manusia, seorang perempuan memiliki teman laki-laki. Sebut saja namanya A dan B, A untuk si perempuan dan B untuk si laki-laki. Si A suatu kali hendak meminjam laptope si B untuk suatu keperluan. Lalu, si A tanpa sengaja membuka berkas-berkas foto si A. Betapa terkejutnya si A ketika mendapati satu folder di dalam file laptope temannya itu ada foto-fotonya. Foto-foto wajahnya yang terpampang dengan berbagai angle pengambilan.
                Cie cie...jangan-jangan si B naksir si A ya?
                Bukaaaan. Ceritanya belum selesai.
Tidak sampai disitu saja. Ternyata di folder lain juga ada foto-foto perempuan-perempuan lain. Banyaaaakkk..
Ketika si A bertanya kepada si B, jawabnya dengan enteng,”Salah siapa di upload!”
                Ini sih bukan lagi naksir namanya.
                Betul. Bayangin, foto-foto yang kamu upload di FB didonlot sama laki-laki dan di kumpulkan dalam satu folder dijadikan koleksinya. Iya, kalau hanya di jadikan objek pandangan. Bukan kalau ding. Jika fotomu merontokan iman mereka bagaimana? Tau kan kalau laki-laki itu imajinasinya liar? Bisa-bisa foto kamu jadi objek fantasi mereka. Hiii ngeriii..
                “Emang masalah buat gue? Kan mereka yang berimajinasi. Masalah imannya rontok kan masalah die. Suruh siapa donlot foto gue.”
                Neng, pernah nonton dorama jepang yang judulnya Galileo ngga? Kalo engga saya kasih tau salah satu quotenya. “Every phenomena has a cause,” Terjadinya sesuatu itu pasti ada sebabnya. Nah dalam kasus ini, kenapa sih si laki-laki itu donlot foto kita. Sebabnya karena kita uplod foto kita di medsos. Kalau kita ngga upload, tentu mereka ngga bisa download. Jadi, siapa yang udah bikin rontok iman mereka?
                Nah, sudah tau sebabnya? Jika ada sebab, maka ada pertanggungjawaban. Jadi kalau iman mereka rontok, yang tanggung jawab ya yang menyebabkan itu. Bukan sama dosen tanggung jawabnya, bukan pula sama hakim pengadilan, tapi pada Hakim Segala Perkara. Ngeri loh. Kita ngga bisa bawa pengacara. Hotman Paris Hutapea pun pasti ngga berkutik kalau sudah berhadapan denganNya.
                Itu baru satu. Yang kedua. Foto kamu yang cantik, yang manyun, yang gaya bebek, yang gaya embem, ah...segala gaya deh. Tiba-tiba sudah dipasangkan dengan tubuh manusia lain dengan pose syur. Mungkin juga badan foto bugil artis hollywod yang baru dicuri itu.
                Hiii...Seremnya kuadrat.
                Nah, itu kasus yang pertama. Nah, kasus yang kedua itu adakalanya laki-laki itu tidak hanya tukar-tukaran film anime, gambar naruto, one piece atau meme, tapi foto-foto kamu. Lalu foto kamu akan menyebar kemana-mana. Bahkan manusia yang sama sekali tidak kamu kenal keberadaannya dan mungkin motif yang ia miliki.
                Saya tau, kamu cantik, kamu mempesona. Tidak di foto pun kamu sudah cantik. Tidak di uplod di media sosial pun kamu sudah manis. Biarlah yang menikmati kecantikan kamu adalah orang yang berhak atas kamu. Bukan mereka yang melontarkan pujian, dan memandang kamu penuh nafsu. Sehingga nanti kamu ikut terseret oleh sebab yang kamu timbulkan.
                Sebenarnya kasus uplod foto tidak hanya untuk kaum hawa. Kaum adam itu sebenernya juga sama. Meski tak seliar laki-laki, perempuan juga punya imajinasi. Bedanya laki-laki imajinasinya hanya sekedar sampai pada imajinasi. Kalau perempuan, imajinasinya turun ke perasaan. Iya ngga perempuan? Hayo ngaku..
                Jadi, wahai engkau laki-laki, tidak ingin kan jadi sebab dan dimintai pertanggung jawaban karena perempuan-perempuan tak mampu menjaga hatinya? So, tuh foto-foto narsis, foto gokil, foto pamer, buruan dihapus, disembunyikan, di privat, atau apalah namanya. Hilangkan dari pandangan kami, perempuan.
                Sudah merinding disko belum?
                Saya sih merinding lefel warung kopi. Itu lefelnya lebih tinggi loh.
                Salam.


                *Belum di edit dan belum di koreksi

0 Apa Kata Mereka???:

Post a Comment

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com