Wednesday 27 March 2013

Ia yang Aku Sebut Mama


Rindu...
Hanya mampu aku titipkan pada rinai hujanMu, duhai Dzat yang Memiliki jiwa raga ini
Ketika berpulang nampak seperti mimpi.
Menanggalkan asa yang menggebu pada tumpu yang semakin kelu,
Apakah kau sudah makan pagi ini?
Mengganjal perutmu dengan sesuap nasi yang sering terlupa karena sibukmu.
Apakah asam uratmu sudah membaik?
Hingga tak perlu lagi kau meringis dalam sujudmu.
Hingga tak perlu lagi obat-obat itu,
Apakah kau mampu tertawa seperti aku yang tertawa terbahak?
Sedang engkau sibuk memikirkan anak-anakmu,
Dan aku, tak akan pernah mampu mengganti setiap tetes keringat yang keluar dari pori-pori kulitmu yang berkeriput,
mata yang nanar karena terik matahari di sawah yang gersang,
kaki yang hampir lumpuh,
Tangan kasar tergerus beling-beling tajam,
Menepiskan segala hasrat dunia,
Meninggalkan kesenangan raga,
Hanya untuk anak yang kau jaga 9 bulan dalam rahimmu,
Yang kau timang dalam buaianmu,
Tapi sering berkata ah, dan mungkin tidak,
Padahal telah kau beri segala.
Telah kau penuhi jiwanya dengan kasihmu,
Telah kau penuhi raganya dengan keringatmu,
Telah kau berikan nyawanya dengan taruhan nyawamu,
Ah, lagi-lagi aku hanya mampu berdoa padaMu, Dzat yang merajai dunia.
Do’a rapi yang kuselipkan pada jemari-jemari yang mengadah meminta,
Semoga ia sampai,
pada perempuan tua yang masih bersikukuh melawan usia,
pada wanita perkasa yang berkali-kali menampar kejamnya dunia,
pada perempuan biasa yang kerap berurai air mata,
yang sedari kecil aku sebut ia, Mama.

0 Apa Kata Mereka???:

Post a Comment

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com