Thursday 1 March 2012

Konflik dan Pluralisme

Mungkin gue memang menimba ilmu di jalur Geografi, but ngga papa kan kalo gue juga mengkaji ilmu diluar geografi?
Gue tau, gue belum nemu apa yang menjadi bakat dan kompetensi gue yang sesungguhnya. Apakah di bidang bahasa (Asal jangan bahasa asing aja), politik, sejarah, atau mungkin hanya menjadi seorang tukang bersih-bersih rumah (kalo emang ada kompetensi kayak gitu). So, gue masih mencari-cari. Siapa sih diri gue, dan apa sih yang bisa gue lakuin buat masa depan gue. Yang pastinya harus sesuai dengn hati gue dong.
So, gue berupaya mencari. Mulai dari politik, bahasa, jurnalistik, hingga juru bersih-bersih di rumah sodara gue. Kesimpulannya? Gue belum pasti. But, paling ngga gue jadi tau banyak. Mungkin ngga sebanyak yang loe loe tau. Tapi ya, whatever lah. Sekarang gue pengen nulisin apa yang baru saja gue dapet dari proses pencarian ini.

B'coz di kampus gue lagi ada pemilwa, gue tertarik sama sebuah buku yang gue temuin di belantara perpustakaan kampus. Gue sebenarnya sedikit sangsi juga, ko bukunya masih baru. Padahal udah terbitan tahun 2007. Jangan-jangan nie buku ngga berkualitas. Tapi, akhirnya, setelah sebelumnya gue putus asa mencari buku-buku yang berkualitas, gue ambil juga buku itu.
" Bu, mau pinjem buku ini bu" kata gue ke petugas perpus yang "ramah" sambil ngasih 3 buku yang gue comot dari rak-rak. Sungguh, gue ngga yakin buku itu bakal gue baca atau ngga.
Haha, sebenarnya percakapan yang ngga perlu ya? But, whatever lahh..
Akhirnya buku itu di tangan gue juga. Buku apa? Penasaran?
Jeenggggggggjrengggggggg....trada.... Lo bisa nyari di komputer perpus dengan kata kunci DEMOKRASI, sebuah tinjauan Analisis, atau juga ketik aja Jean Baechler.
Gue sih belum selesai baca. But secara garis besar gue paham lah (*tumben ya?)
Meskipun dengan bahasa yang tingkat tinggi gila coz translatean, gue mencomot sebuah materi dari sana. Mungkin juga lo bisa dapetin materi ini di buku lain, tapi gue kan lagi baca buku in. Loe ngga bisa protes dong.
Dari buku ini gue jadi tau, Manusia itu adalah makhluk konpliktif, selalu saja ada yang dipermasalahkan. Benar bukan?
Konflik adalah suatu dimensi kondisi manusia yang merupakan akibat langsung dari fakta bahwa manusia itu bebas, berperhitungan, berorientasi pada tujuan dan sosial.
Konflik itu tidak bisa dihilangkan, namun paling tidak konflik itu harus diperkecil resikonya agar tidak terjadi kekerasan. Damai bukan berarti tidak adanya konflik dan secara garis besar penyebab konflik itu ada 3:
-Adanya mekanisme biologis yang memungkinkan untuk menanggapi tuntutan-tuntutan lingkungan hidup. Jika perlu dengan tindakan-tindakan agresif melawan pesaing yang kuat atau ancaman predator.
-Adanya perpaduan antara kebebasan dan pluralitas terhadap solusi-solusi bagi semua masalah manusia. Hal ini dikarenakan banyaknya solusi yang diajukan masing-masing individu.
-Individu-individu dan kelompok-kelompok secara spontan mencita-citakan kebaikan tertentu.
Dan ketiga hal tersebut sungguh tak bisa dipisahkan dengan 3 keinginan. Kekuasaan, Prestise, dan Kekayaan.

Dari point-poin tersebut, gue bisa nyimpulin bahwa konflik dan pluralisme memiliki kaitan yang erat.
Sebenarnya disini gue pengen membahas tentang pluralisme dan konflik lebih dalam, tapi mmungkin dilain waktu saja. hehehe..
oke?
See u.


..

0 Apa Kata Mereka???:

Post a Comment

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com