Sunday 25 March 2012

Demokrasi, Pemandulan Hukum Islam??



Jleg!!
Saya sendiri kaget ketika saya memilih judul diatas. Tidak bermaksud menghakimi, atupun menyalahkan, saya hanya hendak mengkaji, sedikit saja bagian yang mungkin beberapa dari kita belum paham, tentang sebuah kata yang dianut oleh negara kita. Padahal sebagian besar dari kita telah menggembar-gemborkan dan bahlkan menuntut penegakannya, ya demokrasi.
Bukankah negara kita adalah negara demokrasi? Ya, secara teori negara kita adalah negara demokrasi. Oleh karena itu ada baiknya jikalau kita mengkaji dari awal, apa itu demokrasi. Kata Demokrasi dapat dipilah menjadi ‘demos’ yaitu ‘rakyat’ dan ‘kratos/cratein’ yang artinya pemerintahan, jadi demokrasi sederhananya berarti pemerintahan rakyat. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern.
Kemudian munculah teori demokrasi klasik. Pandangan ini dikemukakan antara lain oleh JohnLocke (contrac social), Montesquie (triaspolitica),dll. Mereka mendefinisikan demokrasi sebagai “kehendakrakyat” (the will of the people ), kebaikan bersama,atau kebajikan publik (the common good ). Dalam hal ini demokrasi dilihat dari sumber dan tujuannya. Paham ini lahir sebagai respon terhadap paham yang memberikan kekuasaan mutlak pada negara, baik berbasiskan teokratis maupun duniawi seperti dalam konsep Thomas Hobbestentang Laviathan (sudah ada gambaran?).
Kemudian teoi klasik itu mendapatkan banyak kritikan. Terutama dari Joseph Schumpeter dalam bukunya berjudul “Capitalism, Socialismand Democracy” yang terbit tahun 1942. Dalam bukunya, Schumpter menyatakan bahwa“kehendak rakyat” (termasuk kontrak sosial) tidak bisa diimplementasikan begitu saja. Dalam politik, yang menjadi motor penggerak adalahprosedur-prosedur atau metode berdemokrasi. Karena menekankan prosedur maka konsep demokrasi Schumpeter disebut juga demokrasi prosedural.
Sepertinya demokrasi slalu di usahakan untuk menemukan titik idealnya. Padahal sejak tercetusnya kata demokrasi itu sendiri, telah terdapat banyak sekali kritikan. Apa engkau mengenal Plato? Bapak filsuf kita yang telah melanglang buana dunia keilmuan bahkan pada zaman semuanya masih terbatas. Ia adalah keturunan bangsawan Athena yang menjadi saksi sejarah bahwa demokrasi tak lebih baik dari hukum Islam tentang ketatanegaraan. Plato dalam karyanya yang masyhur berjudul Republic mengulas tentang istilah demokrasi. Dalam kajiannya tersebut, Plato berpandangan bahwa demokrasi sesungguhnya bukan sebuah sistem politik yang ideal. Plato mengkritik demokrasi seperti itu, berdasarkan pendapatnya bahwa masyarakat merupakan hakim yang tidak becus dalam banyak masalah politik. Masyarakat cenderung memberikan penilaian berdasarkan kebodohan, dorongan hati, sentimen, dan prasangka. Yang paling buruk adalah demokrasi seperti itu mendorong munculnya pemimpin-pemimpin yang tidak becus. Karena pemimpin memperoleh kepemimpinannya dari masyarakat, pemimpin cenderung mengikuti tingkat masyarakat demi keamanan kedudukannya. Lagi pula, karena dalam demokrasi” setiap individu bebas melakukan apa yang dikehendakinya”, pengaruhnya bersifat merusak.
Bukankah hal ini telah secara nyata terjadi pada negara kita? Kita contohkan saja, hal yang sedang panas-panasnya saat ini. Apalagi dengan isu menaikan harga BBM. Saya sungguh lelah untuk terus mengecam dan mengecam. Bukankah mereka tidak akan pernah mendengar? Dalam Hukum Islam, telah terdapat hukum yang mengatur tentang energi. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Khirasy bin Hausyab Asy Syaibani dari Al Awwam bin Hausyab dari Mujahid dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air, rumput dan api. Dan harganya adalah haram." Abu Sa'id berkata, "Yang dimaksud adalah air yang mengalir." (HR. Ibnu Majah).
Sudah sangat jelas sekali. Harga untuk BBM haram, kecuali untuk produksinya sendiri, dan kini, wacana terbaru, pemerintah akan menaikan harga BBM untuk meningkatkan pendapatan APBN. Iya, jika APBN tersebut merata untuk rakyat. Kenyataanya, siapa yang menikmati APBN itu? Bandingkan dengan pengaturan APBN pada masa Amirul Mukmini. Tak ada anggaran yang di bebankan pada rakyatnya. Saya pikir anda telah paham tentang hal ini, dan menurut anda apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi di negara kita? Pemerintahan yang demokrasi.
Pemerintahan kita yang terdiri dari orang-orang yang di pilih oleh rakyat yang mengatakan bahwa mereka adalah wakil rakyat nyatanya mengambil untung dari rakyatnya tanpa perduli pada kehidupan yang mereka wakili. Apakah ini yang di sebut wakil rakyat? Saya tidak serta merta menyalahkan wakil-wakil rakyat kita, karena memang pada kenyataannya semua itu bukan mutlak kesalahan mereka. Benarkan? Siapa yang berhak memilih mereka? Siapa? Kita kawan-kawan. Rakyat yang memilih mereka. Padahal, kita sebenarnya tidak yakin apakah mereka amanah, apakah mereka seorang al amin, apakah mereka sidik, dan banyak kriteria lain sebagai syarat untuk menjadi wakil rakyat. Itulah kelemahan pemilu kita, pemilu sebagai lambang sebuah demokrasi ditegakan. Ya, negara kita adalah negara demokrasi.
Selain Plato, demokrasi juga mendapat kecaman dari filsuf kita yang lain. Aristoteles dalam Politics mengulas juga tentang demokrasi. Baginya demokrasi juga bukan pula sebuah sistem yang ideal. Penolakan aristoteles terhadap demokrasi sebagai sebuah sistem yang ideal karena demokrasi berpotensi menjadikan negara kacau (anarki), karena semua warga negara bebas berkehendak sesuai kepentingannya. Aristoteles menganggap suatu rezim akan menjadi ideal ketika rezim itu merupakan perpaduan antara aristokrasi dan demokrasi, dimana menurut Aristoteles rezim tersebut akan berjalan dengan baik jika benar-benar memadukan (anggota-anggota) dari berbagai kelas menjadi satu komunitas tunggal .
Saya rasa menemukan benang merah disini. Perpaduan antara aristokrasi dan demokrasi, apakah anda familiar dengan hal tersebut? Islam menjawabnya. Saya tidak akan berbicara banyak tentang hukum Islam disini karena itu jauh dari kemampuan saya. Yang pasti saya katakan bahwa hukum yang bersumber dari Tuhan itulah hukum yang paling benar.
Lalu, kenapa demokrasi terus di gulirkan, dan bahkan hampir semua negara di dunia menyakini demokrasi sebagai tolak ukur tak terbantahkan dari hukum politik. Kita lihat, siapa yang menggulirkan pandangan ini? Saya yakin mereka adalah negara non muslim yang menginginkan runtuhnya negara-negar muslim di muka bumi. Ya, cara yang sangat halus. Dengan demokrasi yang menjanjikan kebebasan kepada rakyatnya ini secara tidak langsung melucuti satu demi satu hukum-hukum Islam yang semestinya di tegakan dengan embel embel demi rakyat banyak. Ah, banyak sekali hukum islam yang telah terabaikan bukan? merambah ke bidang lain, kita akan melihat seks bebas yang mengkungkum negara kita ini secara kasat mata. Yang akhirnya menelurkan angka, secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja. Pembunuhan terjadi dimana-mana, dan kita belum juga mau membuka mata.
Hukum Islam telah di mandulkan. Banyak hukum Islam yang di tentang, banyak hukum Islam yang di caci atas dasar demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan bertindak, hingga urusan HAM pun di gulirkan. Ah, rasa-rasanya semua hal telah menjadi halal. Dan akhirnya kerusakan dimana-mana. Siapa yang senang? Manusia-manusia disana dengan otaknya yang licik. Karena ketika kerusakan itu telah pada puncaknya, mereka akan dengan mudah menguasai dan mengendalikan kita. Akhirnya? Kehancuran Islam di depan mata.

Apakah sekarang kamu akan tetap meneriakan,”Hidup Demokrasi”????..



NB: Saya yakin masih banyak sekali kekurangan, tolong di benarkan jika ada yang salah.
@Kamar kepedihan dengan satu tanya, Apakah aku harus mengancam kedua orang tua untuk menambah jatah bulananku sedang kini saja mereka menjerit tercekik???
#Diolah dari berbagai sumber.

1 comment:

  1. NB: Saya ngga Ikud dalam ormas apapun, cuma curahan hati saja yang tengah galau.. :D

    ReplyDelete

Followers

About Me

My photo
Warna-warna yang selalu menghidupi kehidupan anda. Serba-serbinya, seluk beluknya. Bukan aku, tapi warna-warnaku dari refleksi tulisanku. Ayo menulis!!!

Popular Posts

Copyright © Tinta Kering | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com